Filtrer par genre
3844 - Keistimewaan Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran – Tafsir Surah Ali Imran 33
0:00 / 0:00
1x
- 3844 - Keistimewaan Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran – Tafsir Surah Ali Imran 33
Keistimewaan Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran – Tafsir Surah Ali Imran 33 adalah kajian tafsir Al-Quran yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. Kajian ini beliau sampaikan di Masjid Al-Barkah, komplek studio Radio Rodja dan Rodja TV pada Selasa, 14 Syawal 1445 H / 23 April 2024 M.
Download kajian sebelumnya: Bukti Seseorang Mencintai Allah – Tafsir Surah Ali Imran 31
Keistimewaan Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran – Tafsir Surah Ali Imran 33
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَىٰ آدَمَ وَنُوحًا وَآلَ إِبْرَاهِيمَ وَآلَ عِمْرَانَ عَلَى الْعَالَمِينَ
“”Sesungguhnya Allah memilih Adam, Nuh dan keluarga Ibrahim dan keluarga Imran di atas seluruh manusia.” (QS. Ali ‘Imran[3]: 33)
Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam ayat ini menyebutkan tentang keutamaan Nabi Adam, Nabi Nuh, Nabi Ibrahim bersama dengan keturunan-keturunannya, dan keluarga Imran. Siapa Imran di sini? Ada dua pendapat. Ada yang mengatakan Imran adalah ayahnya Nabi Musa. Ada juga yang mengatakan bahwa Imran yang dimaksud di sini adalah ayahnya Maryam, ibu dari Nabi Isa ‘Alaihish Shalatu was Salam. Syaikh Utsaimin Rahimahullah berkata bahwa dikhususkan Ali Imran dengan ini karena memang tempatnya menunjukkan kepada hal itu. Karena awal surah ini turun tentang Bani Najran yang merupakan orang-orang Nasrani. Yang jelas, baik itu Imran ayahnya Nabi Musa ataupun Imran yang merupakan ayahnya Maryam, maka itu menunjukkan akan keistimewaan mereka.
Dalam ayat ini terdapat penjelasan bahwa Allah memilih dan mengistimewakan manusia-manusia tersebut. Keistimewaan Nabi Adam adalah Abul Basyar (ayah seluruh manusia), di mana Nabi Adam diciptakan oleh Allah dari tanah, dan Allah menciptakan Nabi Adam dengan tanganNya sendiri. Maka tidak benar orang yang mengatakan bahwa manusia itu berasal dari monyet. Yang benar adalah manusia itu asalnya dari Nabi Adam.
Demikian Allah mengabarkan dalam Al-Qur’an. Maka orang yang mempercayai bahwa manusia berasal dari monyet, dia sudah mendustakan Al-Qur’an. Seakan dia tidak percaya dengan pengabaran Allah dalam Al-Qur’an, dan lebih percaya kepada pernyataan orang-orang barat. Dimana orang-orang barat itu ingin menolak Al-Qur’an dengan mengatakan bahwa manusia itu berasal dari monyet. Mereka berusaha untuk membawakan fosil-fosil manusia setengah monyet. Kita katakan wallahu a’lam apakah itu fosil yang dibuat-buat, karena orang kafir tidak bisa dipercaya, ataukah itu fosil makhluk lain yang hanya Allah yang lebih tahu. Yang jelas, kita lebih percaya Al-Qur’an, kita lebih percaya apa yang Allah kabarkan, karena Allah yang lebih tahu tentang makhlukNya. Adapun orang-orang barat itu hanya sebatas perkiraan-perkiraan saja.
Maka, Anda kalau lebih percaya kepada orang barat daripada kepada Al-Qur’an, keislaman Anda diragukan, bahkan Anda bisa kafir, murtad dari agama Islam, karena Anda sudah mendustakan Al-Qur’an.
Keistimewaannya Nabi Nuh adalah bapaknya seluruh manusia yang kedua. Karena di zaman Nabi Nuh, semua manusia dihancurkan, kecuali Nabi Nuh ‘Alaihish Shalatu was Salam dan beberapa pengikutnya. Dan beliau adalah Rasul yang pertama kali Allah utus.
Kemudian, Nabi Ibrahim dan keluarganya, karena semua nabi dan rasul setelah Nabi Ibrahim ada...Fri, 26 Apr 2024 - 40min - 3843 - Memberi Perhatian dan Memahami Remaja
Memberi Perhatian dan Memahami Remaja merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary dalam pembahasan Ada Apa dengan Remaja. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 14 Syawal 1445 H / 23 April 2024 M.
Kajian Tentang Memberi Perhatian dan Memahami Remaja
Salah satu di antara kiat untuk meyakinkan anak remaja sehingga dia percaya kata-kata kita dan berusaha untuk menerimanya, adalah memberikan kesan bahwa kita memperhatikan dan berusaha untuk memahami mereka. Ketika berdialog atau berbicara dengannya, jangan sibuk dengan pembicaraan lain yang terkesan tidak nyambung dengan inti pembicaraan, atau dengan hal lain seperti bermain ponsel sehingga terkesan kita memandang remeh pembicaraan tersebut. Tentunya ini terkesan merendahkan lawan bicara kita.
Maka berikan perhatian dan berusaha untuk memahami mereka, seperti yang sudah kita jelaskan berulang kali. Dialog itu dua arah. Jangan biarkan dia terus bicara, dan jangan biarkan juga kita yang terus bicara. Harus ada dialog dua arah. Dia bicara, kita mendengar; kita bicara, dia mendengar; itu menjadi penting untuk menunjukkan perhatian kita kepadanya, bahwa kita berusaha untuk memahaminya. Sebaliknya, juga kita juga ingin dia memahami dan mengerti kata-kata kita.
Kemudian, berikutnya adalah jangan memberikan kesan intimidasi, memojokkan mereka, atau menghakimi. Atau, kita menerka niatnya seolah-olah kita tahu apa yang ada di dalam hatinya. Itu banyak dilakukan oleh para orang tua; kamu begini kan, begitu kan, seolah-olah menghakimi hatinya, sesuatu yang tidak ada orang lain tahu apa isi hati manusia, termasuk hati anak kita.
Bagaimanapun kita dekatnya dengan seseorang, kita tidak boleh menghakimi hatinya, karena urusan hati antara yang bersangkutan dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Walaupun itu anak kita sendiri, tidak boleh kita menghukumi manusia atas dasar apa yang ada di dalam hatinya, karena itu urusan antara dia dan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.
Download mp3 Kajian
Mari turut membagikan link download kajian “Memberi Perhatian dan Memahami Remaja” ini ke jejaring sosial Facebook, Twitter atau yang lainnya. Semoga menjadi pembuka pintu kebaikan bagi kita semua. Jazakumullahu Khairan.
Thu, 25 Apr 2024 - 50min - 3842 - Hati Menjadi Baik dengan Al-Qur’an
Hati Menjadi Baik dengan Al-Qur’an adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Hadits-Hadits Perbaikan Hati. Pembahasan ini disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr pada Senin, 13 Syawal 1445 H / 22 April 2024 M.
Kajian Islam Ilmiah Tentang Hati Menjadi Baik dengan Al-Qur’an
Dari sahabat Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu, beliau berkata, bahwasannya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
إِنَّ لِلَّهِ أَهْلِينَ مِنْ النَّاسِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ هُمْ قَالَ هُمْ أَهْلُ الْقُرْآنِ أَهْلُ اللَّهِ وَخَاصَّتُهُ
“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala mempunyai keluarga-keluarga dari kalangan manusia. Para sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, siapa mereka?’ Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, ‘Mereka adalah Ahlul Quran, keluarga Allah dan orang-orang yang dekat denganNya.'” (HR. Ahmad, An-Nasa’i dan Ibnu Majah)
Juga dari sahabat Utsman Radhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau bersabda,
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)
Dari sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, bahwasannya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
لا حَسَدَ إلَّا في اثْنَتَيْنِ: رَجُلٌ عَلَّمَهُ اللَّهُ القُرْآنَ، فَهو يَتْلُوهُ آناءَ اللَّيْلِ، وآناءَ النَّهارِ، فَسَمِعَهُ جارٌ له، فقالَ: لَيْتَنِي أُوتِيتُ مِثْلَ ما أُوتِيَ فُلانٌ، فَعَمِلْتُ مِثْلَ ما يَعْمَلُ، ورَجُلٌ آتاهُ اللَّهُ مالًا فَهو يُهْلِكُهُ في الحَقِّ، فقالَ رَجُلٌ: لَيْتَنِي أُوتِيتُ مِثْلَ ما أُوتِيَ فُلانٌ، فَعَمِلْتُ مِثْلَ ما يَعْمَلُ.
“Tidak boleh hasad kecuali pada dua perkara; kepada seorang yang diajarkan oleh Allah Al-Qur’an kemudian ia membacanya siang dan malam, maka tetangganya mendengar, ia pun mengatakan, ‘Seandainya aku diberikan seperti apa yang diberikan oleh fulan, maka aku akan beramal seperti dia beramal.’ Dan kepada orang yang diberikan harta, dan dia menghabiskannya di jalan kebaikan. Maka ada yang berkata, ‘Seandainya aku diberikan seperti apa yang diberikan fulan, maka aku akan beramal seperti apa yang ia kerjakan.'” (HR. Bukhari)
Dari sahabat Abu Musa Al-Asyari Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata, bahwasannya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ مَثَلُ الأُتْرُجَّةِ : رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ
“Perumpamaan seorang mukmin yang membaca Al-Qur’an seperti buah utrujjah yang baunya enak dan rasanya enak. Dan permisalan mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an seperti kurma yang tidak ada baunya tapi rasanya manis. Permisalan orang munafik yang membaca Al-Qur’an seperti buah raihanah, baunya enak tapi rasanya pahit. Dan permisalan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an seperti buah handzalah yang tidak ada baunya dan rasanya pahit.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Lihat juga:Thu, 25 Apr 2024 - 41min - 3841 - Bab Merasa Sial dengan Jin
Bab Merasa Sial dengan Jin adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Al-Adabul Mufrad. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. pada Senin, 13 Syawal 1445 H / 22 April 2024 M.
Kajian Islam Tentang Bab Merasa Sial dengan Jin
Kajian kita sampai ke bab tentang perasaan sial atau takut atau kecemasan dari jin. Sebelumnya, kita bicara bahwa ternyata diantara sifat orang-orang yang masuk surga tanpa hisab dan adzab adalah tidak percaya dengan kesialan, tidak percaya dengan angka-angka yang akan menyebabkan sial mereka, tidak percaya dengan hari sial, tidak percaya dengan suara-suara yang menurut pandangan sebagian manusia itu tanda kesialan, tidak percaya dengan bentuk dan model yang dianggap oleh sebagian manusia sebagai penyebab kesialan.
Di sini Al-Imam Bukhari menyebutkan bab merasa sial dengan jin. Ada sebagian orang yang takut sama jin, seperti takut diganggu jin, takut anak-anaknya diganggu sama jin, sehingga dia membayangkan hal-hal yang tidak seharusnya, dia hidup yang hari-harinya penuh dengan perasaan sial.
Di sini ada sebuah hadits yang dalam sanadnya ada kelemahan. Ini adalah riwayat tentang Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, istri Nabi, ibunda orang-orang yang beriman. Bahwa, biasanya orang-orang di kota Madinah kalau punya anak baru lahir dibawa ke tempatnya Aisyah (dulu mereka bawa ke Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam), maka Aisyah mendoakan berkah untuk anak-anak tersebut. Pada suatu saat, dibawalah seorang bayi kepada Aisyah Radhiyallahu ‘Anha.
Terkadang, bayi itu digendongnya di atas bantal, karena baru lahir. Kemudian Aisyah ingin meletakkan bantalnya dan ingin menggendong anaknya saja. Ketika diangkat kepala bayi itu, ternyata di bawah kepalanya ada silet. Maka Aisyah bertanya, “Kenapa diletakkan silet di sini?”
Tradisi dan budaya nenek moyang terkadang sulit untuk dihilangkan, sehingga diyakini oleh sebagian orang sebagai syariat. Kalau tradisi dan budaya yang biasa dikerjakan oleh masyarakat tersebut tidak bertentangan dengan syariat dan bukan bentuk ibadah, maka boleh-boleh saja. Tapi kalau sudah bertentangan dengan agama, walaupun sudah jadi budaya dan tradisi, maka seharusnya ditinggalkan. Karena kalau tidak ditinggalkan, maka agama orang akan berbeda-beda di setiap daerah.
Islam bukan agama yang menentang tradisi dan budaya. Apabila tradisi dan budaya tersebut tidak bertentangan dengan agama, maka silakan dikerjakan dan dilaksanakan.
Aisyah bertanya tentang silet tersebut. Ini pentingnya bertanya sebelum mengingkari. Sehingga kemudian mereka menjelaskan, “Silet ini sebagai bentuk penjagaan dari jin supaya tidak diganggu jin.”
Jin itu ada dan mengganggu, ini betul. Oleh karena itu di Surah Al-Jin Allah sebutkan tentang bagaimana sebagian manusia yang meminta pertolongan dan perlindungan kepada Jin. Allah mengatakan,
وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِّنَ الْإِنسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِّنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا
“Dan bahwasanya ada sebagian dari manusia-manusia yang meminta perlindungan kepada beberapa jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.” (QS. Al-Jinn[72]: 6)
Jin membuat orang itu semakin kecapekan, kelelahan dan ketakutan. Orang-orang itu selalu cemas. Maka Aisyah mengambil silet itu, kemudian dilemparkan.Wed, 24 Apr 2024 - 1h 01min - 3840 - Taubat dan Istighfar Sebab Kebahagiaan Hamba di Dunia dan Akhirat
Taubat dan Istighfar Sebab Kebahagiaan Hamba di Dunia dan Akhirat adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Al-Bayan Min Qashashil Qur’an. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc. pada Senin, 13 Syawal 1445 H / 22 April 2024 M.
Kajian sebelumnya: Dakwah Nabi Hud kepada Tauhid
Kajian Tentang Taubat dan Istighfar Sebab Kebahagiaan Hamba di Dunia dan Akhirat
Taubat dan istighfar merupakan sebab kebahagiaan seorang hamba di dunia dan di akhirat. Jadi, kalau kita ingin bahagia, perhatikan taubat dan istighfar.
Taubat dan istighfar ini pintu semua kebaikan. Kita lihat, Nabi Hud berdakwah kepada kaumnya, di antaranya dakwah agar mereka bertaubat dan beristighfar kepada Allah. Antum bisa lihat surat Hud ayat 52,
وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَىٰ قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ
“Wahai kaumku, beristighfarlah kepada Rabbmu, kemudian bertaubatlah kepadaNya. Niscaya Dia menurunkan air hujan kepada kalian dengan deras, kemudian menambahkan kekuatan di atas kekuatan kalian, dan janganlah kalian berpaling menjadi orang-orang yang berdosa.” (QS. Hud[11]: 52)
Di ayat ini, Allah menakan rahasia ingin mendapatkan kekuatan adalah dengan istighfar. Kalau kita ingin kuat, banyak istighfar. Dan bagusnya istighfar adalah di waktu sahur.
Orang yang gemar istighfar dijanjikan surga oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dalilnya adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“Dan diwaktu sahur mereka gemar beristighfar.” (QS. Az-Zariyat[51]: 18)
Istighfar juga mendatangkan banyak kebaikan, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا ﴿١٠﴾ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا ﴿١١﴾ وَيُمْدِدْكُم بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَارًا ﴿١٢﴾
“Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh[71]: 10-12)
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman,
وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُم مَّتَاعًا حَسَنًا إِلَىٰ أَجَلٍ مُّسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ ۖ وَإِن تَوَلَّوْا فَإِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيرٍ ﴿٣﴾
“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Rabbmu dan bertaubat kepadaNya. Niscaya Dia akan memberi kesenangan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa adzab pada hari yang besar.” (QS. Hud[11]: )
Syaikh berkata bahwa siapa yang ingin harta,Wed, 24 Apr 2024 - 50min - 3839 - Shalat Ketika Safar
Shalat Ketika Safar ini merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Kitab Shahihu Fiqhis Sunnah wa Adillatuhu yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Musyaffa Ad-Dariny, M.A. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Senin, 13 Syawal 1445 H / 22 April 2024 M.
Download kajian sebelumnya: Kapan Melakukan Sujud Sahwi?
Kajian Tentang Shalat Ketika Safar
Safar yang dimaksud dalam kajian ini adalah keluarnya seseorang dari daerahnya menuju ke tempat tertentu, yang perjalanan ini mencapai jarak tertentu yang jaraknya diperselisihkan oleh para ulama berapa jauhnya perjalanan itu.
Ketika seseorang melakukan Safar, maka disyariatkan baginya untuk mengambil keringanan qashar. Qashar adalah dengan dijadikannya shalat yang asalnya empat rakaat (dzuhur, ashar, isya) menjadi dua rakaat ketika sedang Safar (perjalanan jauh), baik dalam keadaan takut atau aman.
Para ulama sepakat bahwa qashar disyariatkan. Akan tetapi mereka memperselisihkan tentang hukum qashar, apakah dia keringanan yang wajib ataukah tidak wajib untuk diambil?
Bagaimana penjelasan lengkapnya? Download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.
Download mp3 Kajian
Mari turut membagikan link download kajian tentang “Shalat Ketika Safar” penuh manfaat ini ke jejaring sosial Facebook, Twitter atau yang lainnya. Semoga menjadi pembuka pintu kebaikan bagi kita semua. Jazakumullahu Khairan.
Tue, 23 Apr 2024 - 51min - 3838 - Perbuatan Mungkar yang Diriwayatkan oleh Kaum Sufi
Perbuatan Mungkar yang Diriwayatkan oleh Kaum Sufi ini adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Talbis Iblis. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary pada Senin, 28 Ramadhan 1445 H / 08 April 2024 M.
Kajian tentang Perbuatan Mungkar yang Diriwayatkan oleh Kaum Sufi
Ini merupakan lanjutan dari kisah-kisah aneh yang seringkali dinukil dari kaum Sufi, di mana kisah-kisah tersebut sering kali terkesan konyol dan jauh dari nilai-nilai kebenaran syariat. Meskipun demikian, kisah-kisah ini tetap tertera dalam buku-buku mereka. Beberapa contoh perbuatan mungkar itu seperti meremehkan neraka, meremehkan siksa Allah Subhanahu wa Ta’ala, bahkan meremehkan surga dan hal-hal besar lainnya dalam agama.
Ibnu Jauzi mengatakan bahwa dalam uraian sebelumnya dijelaskan tentang banyaknya perbuatan dari kaum Sufi yang sebenarnya mungkar dalam tinjauan syariat. Beliau menyebutkan beberapa contoh perbuatan mungkar dan aneh tersebut, di antaranya:
Salah satu cerita adalah yang dituturkan oleh Abu Ja’far Al-Kuraiti mengatakan, “Suatu malam aku mengalami junub sehingga harus mandi. Udara malam itu terasa sangat dingin. Oleh karena itu, aku mendapati jiwaku ini begitu lamban dan lalai untuk segera melakukannya.
Kemudian jiwaku berbisik, ‘Andai kamu tidak mandi terlebih dulu hingga subuh tiba, air itu menjadi hangat bagimu. Ini pilihanmu, atau kamu harus masuk ke tempat pemandian sekarang juga. Apabila bukan pilihan pertama, berarti kamu telah membebani diri sendiri.’
Aku berkata, ‘Aneh sekali! Aku biasa bermuamalah dengan Allah sepanjang hidup ini. Oleh karena itu aku wajib melakukan segala sesuatu untukNya. Namun kini jiwaku tidak bersegera melaksanakannya, dan aku mendapati diri ini diam dan lamban serta menunda-nundanya. Maka, aku harus bersumpah bahwa aku tidak akan mandi kecuali di sungai, aku bersumpah tidak akan mandi kecuali dengan memakai pakaian tambalan ini, dan aku bersumpah bahwa aku tidak akan mengeringkan pakaian ini di bawah sinar matahari.'”
Demikianlah, atau seperti yang sufi itu ceritakan.
Ibnul Jauzi mengatakan bahwa Abu Ja’far Al-Kuraiti sengaja menuturkan kisah pribadinya untuk menunjukkan suatu perbuatan baik. Beberapa orang menukilkan ini untuk menjelaskan keutamaannya. Padahal amalan itu murni kejahilan dan kebodohan belaka. Karena ia sudah durhaka kepada Allah dengan amal yang dilakukannya tersebut.
Hanya saja kalangan awam yang jahil tentu akan kagum dengan perbuatan seperti itu. Sementara dia bukan ulama dan bukan siapa-siapa. Karena siapa pun tidak boleh menyiksa diri sendiri dengan hal semacam itu. Kita tahu ada satu riwayat yang terjadi dizaman Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika ada seorang yang bersafar bersama rekan-rekannya. Kemudian, di malam hari, kepalanya tertimpa batu sehingga luka. Malamnya dia junub, dan paginya dia bertanya kepada rekan-rekannya apa yang harus aku lakukan, apakah aku harus mandi atau bagaimana? Teman-temannya menjawab bahwa dia harus mandi, maka dia pun mandi dengan luka pada kepalanya. Akibat dari perbuatan itu, dia meninggal dunia karena malam itu sangat dingin dan dia memaksakan diri mandi dalam kondisi yang sangat dingin.
Maka sampailah berita itu kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, nabi mencela mereka dan berkata,
Tue, 23 Apr 2024 - 32min - 3837 - Sunnah di Hari ‘Id
Sunnah di Hari ‘Id adalah kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc. pada Senin, 28 Ramadhan 1445 H / 08 April 2024 M.
Kajian Tentang Sunnah di Hari ‘Id
‘Id (عيد) dari kata عَادَ – يَعُوْدُ yang artinya kembali. Jadi ‘id artinya adalah perayaan, karena dia kembali dan berulang setiap tahun.
Dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, dia berkata,
دَخَلَ أَبُو بَكْرٍ وَعِنْدِي جَارِيَتَانِ مِنْ جَوَارِي الْأَنْصَارِ تُغَنِّيَانِ بِمَا تَقَاوَلَتْ الْأَنْصَارُ يَوْمَ بُعَاثَ قَالَتْ وَلَيْسَتَا بِمُغَنِّيَتَيْنِ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ أَمَزَامِيرُ الشَّيْطَانِ فِي بَيْتِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَذَلِكَ فِي يَوْمِ عِيدٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا أَبَا بَكْرٍ إِنَّ لِكُلِّ قَوْمٍ عِيدًا وَهَذَا عِيدُنَا
“Abu Bakar masuk ke rumahku sementara di sisiku ada dua anak gadis Anshar yang keduanya melakukan nyanyian yang biasa dinyanyikan oleh kaum Ansha pada hari raya Bu’ats.” Kemudian Aisyah melanjutkan, “Kedua anak wanita ini bukan penyanyi. Abu Bakar berkata, ‘Apakah ada seruling setan di rumah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam?!’ Kemudian Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata, ‘Wahai Abu Bakar, setiap kaum itu punya perayaannya, dan sekarang adalah hari raya kita.'” (HR. Bukhari)
Dari hadits ini kita dapat keterangan bahwa di hari Idul Fitri adalah hari bahagia. Dan tadi ada dua wanita yang bernyanyi dengan asal nyanyi karena mereka bukan penyanyi. Ini menunjukkan boleh bersenang-senang di hari Idul Fitri.
Bagaimana pembahasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.
Dengarkan dan Download Kajian Sunnah di Hari ‘Id
Jangan lupa untuk turut menyebarkan kebaikan dengan membagikan link kajian “Sunnah di Hari ‘Id” ini ke media sosial Antum. Semoga Allah Ta’ala membalas kebaikan Antum semua.Mon, 22 Apr 2024 - 35min - 3836 - Kiat Meyakinkan Remaja
Kiat Meyakinkan Remaja merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary dalam pembahasan Ada Apa dengan Remaja. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 29 Ramadhan 1445 H / 09 April 2024 M.
Kajian Tentang Kiat Meyakinkan Remaja
Sejatinya, kemampuan meyakinkan adalah keterampilan yang bisa dipelajari. Ada beberapa cara yang bisa kita tempuh untuk mengasah kemampuan meyakinkan. Diantaranya adalah:
Memulai dengan keikhlasan
Mendidik itu adalah ibadah; perlu keikhlasan. Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberkahi niat yang baik dan menjadikan orang yang melakukannya mampu mempengaruhi. Kata-kata yang keluar dari hati yang ikhlas. Bobotnya tentu tidak sama dengan kata-kata yang keluar dari hati yang tidak ikhlas.
Maka ikhlaskan niat kita karena Allah Subhanahu wa Ta’ala; ini adalah usaha kita, adapun keputusan akhir ada di tanganNya. Allah memberikan hidayah dan menundukkan hati manusia menurut kehendakNya. Manusia dapat hidayah itu karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, bukan semata-mata karena kehebatan, kemampuan, atau kepintaran kita. Hanya saja kita diperintahkan untuk mengerahkan kemampuan yang dimiliki.
Jangan terlalu terbawa ambisi dan keinginan, sehingga kadang-kadang memicu emosi ketika kata-kata kita diabaikan atau ditolak. Ini kembali kepada niat. Sebenarnya kita hanya orang yang diperintahkan untuk menyampaikan.
وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَىٰ تَنفَعُ الْمُؤْمِنِينَ
“Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Az-Zariyat[51]: 55)
…فَإِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلَاغُ وَعَلَيْنَا الْحِسَابُ…
“Karena sesungguhnya tugasmu hanya menyampaikan saja, sedang Kami-lah yang menghisab amalan mereka.” (QS. Ar-Ra’d[13]: 40)
Kita tidak punya kuasa; bahkan nabi sekalipun tidak punya kuasa untuk memberikan hidayah kepada orang-orang yang beliau cintai. Allah mengatakan,
إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ ۚ…
“Sesungguhnya kamu tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya.” (QS. Al-Qasas[28]: 56)
Maka ikhlaskan niat, mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala membantu kita karena Allah akan membantu orang-orang yang mukhlis dan memudahkan urusan kita. Tentunya, dampaknya terhadap orang yang mendengar kata-kata yang keluar dari hati yang ikhlas tidak sama dengan kata-kata yang tidak terisi dengan keikhlasan.
Yakinkan diri terlebih dahulu
Tanyakan terlebih dulu kepada diri kita, apakah yakin dengan apa yang kita katakan? Karena orang yang tidak yakin terhadap apa yang dikatakannya tidak akan mampu meyakinkan orang lain. Artinya, di sini kita berada pada ilmu yang jelas, sebagaimana perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Al-Qur’an,
قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي…
“Katakanlah: ‘Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata.'” (QS. Yusuf[12]: 108)
Makna “Inilah jalanku” adalah perlu keyakinan dan ketegasan bahw...Fri, 19 Apr 2024 - 46min - 3835 - Khutbah Idul Fitri: Jiwa Taslim
Khutbah Idul Fitri: Jiwa Taslim ini merupakan rekaman khutbah idul fitri yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Rabu, 1 Syawal 1445 H / 10 April 2024 M.
Khutbah Idul Fitri: Jiwa Taslim
Kita bersyukur kepada Allah di hari ini yang telah memberikan kepada kita nikmat yang besar dan agung, di mana Allah mensyariatkan puasa Ramadhan sebulan penuh untuk mensucikan hati dan dosa-dosa kita. Allah Subhanahu wa Ta’ala mensyariatkan bulan Ramadhan untuk kebaikan kita, dan Allah tidak diuntungkan sama sekali dengan amal ibadah kita. Kita yang butuh kepada amal ibadah, dan Allah tidak butuh kepada amal kita. Allah berfirman,
إِنْ أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا ۚ…
“Jika kalian berbuat kebaikan, maka itu untuk diri kalian sendiri, dan jika kalian berbuat keburukan, maka itu pun untuk kalian sendiri.” (QS. Al-Isra'[17]: 7)
Allah syariatkan bulan Ramadhan agar kita menjadi hamba yang bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan ketakwaan itulah kita bisa masuk ke dalam surga Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah Allah janjikan untuk orang-orang yang bertakwa. Allah berfirman,
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ ﴿١٥﴾ آخِذِينَ مَا آتَاهُمْ رَبُّهُمْ ۚ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَٰلِكَ مُحْسِنِينَ ﴿١٦﴾ كَانُوا قَلِيلًا مِّنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ ﴿١٧﴾ وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ ﴿١٨﴾
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di surga dan mata air yang mengalir. Mereka mengambil kenikmatan yang Allah berikan kepada mereka. Sesungguhnya dahulu di dunia, mereka suka berbuat ihsan. Mereka dahulu di dunia sedikit tidurnya di waktu malam, dan di akhir malam mereka memohon ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (QS. Az-Zariyat[51]: 16)
Dengan bulan Ramadhan, yang Allah ingin dari kita adalah jiwa taslim, yaitu tunduk pasrah kepada Allah, siap diatur oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Di bulan Ramadhan, kita meninggalkan syahwat makan dan minum, kita meninggalkan syahwat jima’, kita berani menahan dahaga dan lapar untuk mendapatkan pahala Allah yang besar. Kita pun tunduk dan pasrah kepada Allah, kita berusaha mengorbankan sedikit kenikmatan dunia kita demi mendapatkan ampunan dan ridha Allah.
Itulah jiwa taslim, dimana seseorang tidak akan sempurna keimanannya kecuali dengan jiwa taslim. Allah berfirman,
فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنفُسِهِمْ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Tidak demi Rabbmu, mereka tidak beriman (sampai memenuhi tiga syarat); sampai mereka menjadikan engkau (Hai Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan; kemudian mereka tidak merasakan rasa berat di hatinya untuk menerima keputusanmu, dan mereka pun menyerahkan dirinya kepada Allah dengan sebenarnya.” (QS. An-Nisa'[4]: 65)
Jiwa taslim tidaklah mudah untuk kita dapatkan. Karena manusia memiliki hawa nafsu dan syahwat. Iblis dan bala tentaranya pun berusaha untuk menggoda manusia sehingga banyak di antaranya manusia yang lebih memilih kemaksiatan, tidak mau tunduk dengan aturan Allah ‘Azza wa Jalla. Mereka lebih ridha diatur oleh hawa nafsunya, bahkan mempertuhankan hawa nafsunya. Sehingga akhirnya Allah pun sesatkan ia walaupun ia memiliki ilmu.Thu, 18 Apr 2024 - 19min
Afficher plus d'épisodes
5Podcasts similaires à Radio Rodja 756 AM
- Global News Podcast BBC World Service
- El Partidazo de COPE COPE
- Herrera en COPE COPE
- The Dan Bongino Show Cumulus Podcast Network | Dan Bongino
- Es la Mañana de Federico esRadio
- La Noche de Dieter esRadio
- Hondelatte Raconte - Christophe Hondelatte Europe 1
- Firanda Andirja Official Firanda Andirja
- Dateline NBC NBC News
- 財經一路發 News98
- La rosa de los vientos OndaCero
- Más de uno OndaCero
- La Zanzara Radio 24
- L'Heure Du Crime RTL
- El Larguero SER Podcast
- Nadie Sabe Nada SER Podcast
- SER Historia SER Podcast
- Todo Concostrina SER Podcast
- 安住紳一郎の日曜天国 TBS RADIO
- アンガールズのジャンピン[オールナイトニッポンPODCAST] ニッポン放送
- 辛坊治郎 ズーム そこまで言うか! ニッポン放送
- 飯田浩司のOK! Cozy up! Podcast ニッポン放送
- 吳淡如人生實用商學院 吳淡如
- 武田鉄矢・今朝の三枚おろし 文化放送PodcastQR